Surat dari Mamih #1: Berisik Banget di Sini

9:15:00 pm

Anak-anakku,
waktu kalian baca tulisan ini, Mamih masih berumur 27 tahun (baca: masih polos). 
Temen-temen Mamih banyak yang udah married dan gendong anak, kalo Mamih sih belom.
Mamih masih mau fokus sekolah dulu (salah jaman).
Engga deng, Mamih masih belum melahirkan kalian karena emang belum waktunya. Mungkin kalau kalian lahir di masa ini, kalian ngga bakal keurus semua sama Mamih, soalnya Mamih masih mau maen, menemukan jati diri (astaga!) dan menikmati masa muda (yang hampir kadaluwarsa ini).

Mamih lagi di tahun 2017 nih. Tau ga, Nak? Di tahun ini kan lagi ada pilkada serentak ya, dan salah satu calon dalam pilkada di DKI Jakarta, yang namanya Ahok, udah bikin kehebohan di mana-mana.
Jadi gini, banyak pihak yang ngga suka sama si Om Ahok ini. Alesannya macem-macem, tapi yang terbaru tuh karena Om Ahok dituduh menistakan agama Islam. Menistakan itu artinya menghina atau menjelek-jelekkan, gitu lho Nak.

Alhasil, walaupun yang nyoblos si Om Ahok cuma orang Jakarta, tapi hebohnya sampai se-Nusantara. Duh, Mamih pusing loh, tiap hari kalau buka channel sosial media (Facebook, Twitter, atau Instagram) isinya tuh soal Om Ahok dan Om Ahok lagi.

Om Ahok itu termasuk tokoh yang istimewa loh, Nak. Om Ahok itu seperti kita juga kok Nak: keturunan Tionghoa dan memeluk agama Kristen. Tapi Om Ahok berhasil jadi pemimpin yang dihormati dan disayangi warganya. Emang sih banyak organisasi masyarakat (ormas) dan kelompok tertentu yang anti-Ahok bahkan mengharamkan Om Ahok, tapi kenyataannya banyak juga kok warga Jakarta beragama Muslim yang suka sama Om Ahok.

Om Ahok itu baek ke orang-orang yang baek, dan ganas ke orang-orang yang bejat (koruptor aka. maling duit rakyat). Fair lah, ya? Jadi kalo ngga mau diajak ribut ama Om Ahok, yaudah jangan ngajak ribut duluan. Om Ahok ini orangnya emang menjunjung keadilan banget. Kalau nanti kalian jadi pemimpin, tiru hal-hal seperti ini ya dari Om Ahok.

Saingan si Om Ahok, yakni kandidat pasangan calon nomer 3, kelakuannya aneh bin ajaib, Program kerjanya banyak yang ngga masuk akal (duh Nak, Mamih ngga tahan harus menjabarkannya di sini satu persatu. Coba kalian googling aja ya, cari berita-berita di tahun 2016 dan 2017 tentang pasangan calon Anies Baswedan - Sandiaga Uno, terus setelah kalian baca, kasitau Mamih apa aja yang udah kalian dapet). Udah gitu, mereka selalu bangga-banggakan 'identitas' mereka yang pribumi aseli dan beragama Muslim. Duh, Mamih sama netizen-netizen laennya suka gemes deh, padahal kan ini pemilihan kepala daerah, bukan kepala agama. Jadi kenapa unsur kepercayaan mesti dibawa-bawa jadi senjata sih? Mamih kesel deh, suka ikutan darah tinggi jadinya. Padahal ehh padahal, Mamih sebenernya juga ngga bisa nyoblos Om Ahok atau Om Anies soalnya Mamih ngga megang KTP DKI Jakarta. Hu hu hu.. Mamih norak ya? Pasti kalian mau bilang gitu kan? Atau.. mau bilang Mamih baper?

Gini deh Nak, kalau kalian udah nemu berita-berita soal Om Ahok dan kalian terinspirasi untuk suatu saat kelak jadi pemimpin seperti beliau, Mamih setuju banget. Sekali lagi, tiru-tiru nilai-nilai positif yang dilakukan Om Ahok selama menjabat. Bersih, transparan, dan profesional.. itu sebatas yang Mamih tahu. Mungkin kalian menemukan yang lainnya. Dan satu lagi: jangan ragu atau takut mengambil kursi kepemimpinan di negeri ini hanya karena kalian Kristen dan keturunan Tionghoa. Kalau kalian kerja sungguh-sungguh dan memang cinta Indonesia, masyarakat pasti bisa menilai dan mengapresiasi kalian. Nyali kalian ngga boleh ciut, buktiin kalau kaliah ngga kalah saing. Tapi sebenernya, ini bukan persaingan sih. Kalian harus inget, jabatan itu datengnya dari Tuhan. Mau kalian jungkir balik kocar-kacir tapi kalau Tuhan ngga menitipkan jabatan itu ke kalian, yaa kalian ngga bisa paksa. Dan kalian ngga boleh ambil jalan pintas seperti menyogok atau memanipulasi pihak-pihak tertentu demi mendapat kursi jabatan! Mamih ngga akan setuju, itu perbuatan kampungan rendahan dan tidak berkelas. Lebih baik kalian mundur saja secara terhormat.

Udah ah, sekian dulu ceramah Mamih. Kalian jangan bosen-bosen ya baca surat dari Mamih. Kalau adek paling kecil belum bisa baca, tolong yaa kalian yang sudah bisa baca untuk mengartikannya ke adek kalian. Bye!


You Might Also Like

0 komentar

CONNECT ON TWITTER

Blog Archive

connect on Pinterest